Studi Literature: Peluang dan Ancaman bagi Ekosistem Mangrove dan Pesisir Indonesia

Muhammad Alriefqi Palgunadi, S.Hut.,M.Sc.

Terrestrial Biodiversity Specialist

Jakarta, 13 Agustus 2024 — Ekosistem mangrove dan pesisir Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu yang terkaya di dunia, menghadapi dinamika yang kompleks. Di satu sisi, ekosistem ini menawarkan potensi besar bagi ekonomi dan lingkungan; di sisi lain, berbagai ancaman yang semakin nyata menempatkannya dalam bahaya. Studi dan literatur ilmiah terbaru memberikan gambaran mendalam tentang peluang dan tantangan yang dihadapi oleh ekosistem ini.

Peluang: Potensi Ekonomi dan Ekologi yang Luar Biasa

Hutan mangrove dan kawasan pesisir Indonesia memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi berkelanjutan dan upaya mitigasi perubahan iklim. Menurut buku “Mangroves: Ecology, Biodiversity and Conservation” (Springer, 2020), hutan mangrove berperan penting sebagai penyerap karbon yang sangat efektif. Penulis Dr. Daniel Alongi menyebutkan bahwa hutan mangrove Indonesia mampu menyimpan hingga 1.000 ton karbon per hektar, menjadikannya salah satu ekosistem paling penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Selain itu, kawasan pesisir juga menjadi basis bagi industri perikanan yang mendukung jutaan mata pencaharian. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Marine Science (2023) menunjukkan bahwa terumbu karang di Indonesia memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, dengan potensi pariwisata laut yang dapat menghasilkan miliaran dolar setiap tahun. “Dengan pengelolaan yang tepat, ekosistem pesisir dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal dan negara,” kata Dr. Suhana dalam bukunya “Marine Fisheries and Sustainability in Indonesia” (Routledge, 2022).

Ancaman: Degradasi Lingkungan dan Tekanan Manusia

Namun, di balik potensi tersebut, ancaman terhadap ekosistem mangrove dan pesisir Indonesia terus meningkat. Degradasi hutan mangrove, yang disebabkan oleh konversi lahan untuk tambak dan pembangunan infrastruktur, telah menyebabkan hilangnya lebih dari 40% hutan mangrove sejak tahun 1980-an, sebagaimana tercatat dalam Environmental Research Letters (2022).

Polusi juga menjadi masalah utama di kawasan pesisir. Limbah industri, plastik, dan pencemaran domestik merusak kualitas air laut dan membahayakan kehidupan laut. Buku “Coastal Pollution: Causes, Effects, and Mitigation Strategies” (Elsevier, 2021) karya Dr. Muhammad Yusuf menggarisbawahi bahwa tingkat pencemaran di perairan pesisir Indonesia semakin mengkhawatirkan, dengan dampak serius pada terumbu karang dan keanekaragaman hayati laut.

Selain itu, perubahan iklim memperburuk situasi. Studi dalam Global Change Biology (2022) menunjukkan bahwa kenaikan suhu air laut dan peningkatan frekuensi badai tropis telah menyebabkan kerusakan signifikan pada terumbu karang dan hutan mangrove. “Perubahan iklim membuat ekosistem pesisir kita semakin rentan. Jika tidak ada upaya adaptasi yang serius, kita akan kehilangan sebagian besar biodiversitas laut kita,” ujar Dr. Rachel Webster dalam bukunya “Climate Change and Coastal Ecosystems: Challenges and Adaptation Strategies” (Cambridge University Press, 2020).

Upaya Konservasi dan Rehabilitasi: Tantangan dan Kesempatan

Dalam menghadapi ancaman ini, berbagai upaya konservasi dan rehabilitasi menjadi sangat penting. Rehabilitasi hutan mangrove dan perlindungan terumbu karang adalah langkah-langkah kunci yang diidentifikasi oleh para ahli. Dalam “Ecosystem Restoration in Coastal Areas” (CRC Press, 2023), Dr. Arif Wicaksono menekankan pentingnya pendekatan berbasis masyarakat dan kolaborasi lintas sektor untuk memulihkan ekosistem pesisir yang rusak.

Namun, tantangan tetap besar. Pendanaan, perubahan perilaku, dan kebijakan yang efektif menjadi faktor penentu keberhasilan upaya konservasi. “Peluang untuk melindungi dan memulihkan ekosistem pesisir kita sangat besar, tetapi membutuhkan komitmen jangka panjang dan investasi yang signifikan,” kata Dr. Wicaksono.

Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Ekosistem mangrove dan pesisir Indonesia berada pada persimpangan penting. Di satu sisi, potensi ekonomi dan ekologi yang besar menawarkan harapan bagi pembangunan berkelanjutan. Di sisi lain, ancaman yang terus meningkat menuntut tindakan segera dan efektif. Studi dan literatur ilmiah memberikan panduan yang jelas: tanpa upaya konservasi yang serius dan berkelanjutan, kita berisiko kehilangan salah satu aset paling berharga dari alam Indonesia.

Pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta diharapkan dapat bersinergi untuk melindungi dan memanfaatkan ekosistem ini secara bijaksana. Dengan langkah-langkah yang tepat, masa depan yang berkelanjutan bagi ekosistem mangrove dan pesisir Indonesia masih dapat dicapai.

Bagikan halaman ini:
Facebook
Twitter
LinkedIn
Tentang Penulis:

satu Respon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *